Jakarta - Isu kurang sedang belakangan kian akrab dengan BlackBerry dan produsennya, Research in Motion (RIM). Dari terus menurunnya pangsa pasar akibat tekanan iPhone dan Android sampai kerugian RIM sejumlah USD 125 juta.

Namun demikian, RIM masih punya senjata rahasia untuk bertahan. Yaitu para fans BlackBerry di berbagai belahan dunia masih banyak yang loyal.

Para loyalis BlackBerry ini suka dengan desainnya. Mereka senang dengan BlackBerry Messenger (BBM) dan keyboard qwerty yang mumpuni sehingga tidak mau berpaling. Mereka berasal dari segala kalangan, dari mahasiswa sampai pebisnis.

"Selama aku bekerja dalam bidang seperti ini, aku akan selalu butuh BlackBerry," kata John Yester, pemadam kebakaran di Pittsburgh, Amerika Serikat.

Yester memakai BBM dan email untuk berkoordinasi dengan rekannya saat situasi darurat. "Aku mencoba Android tahun lalu dan kapabilitas emailnya bikin frustasi. Jadi aku kembali pakai BlackBerry," katanya.

Dengan kesetiaan para penggemarnya, BlackBerry dinilai masih akan bertahan meski menghadapi situasi sulit. Terdapat sekitar 75 juta pemakai BlackBerry di dunia saat ini, termasuk Presiden AS Barack Obama dan Presiden Venezuela Hugo Chavez.

Ya, meski pangsa pasarnya turun drastis di AS dan Kanada, BlackBerry masih favorit di sejumlah negara. Di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin mereka masih jaya. Bahkan di Amerika Latin, menurut data IDC pengapalan BlackBerry dan iPhone adalah 5 banding 1.

Kevin Michaluk dari CrackBerry.com menilai BlackBerry membuatnya lebih efisien dalam bekerja. "Jika orang tahu pengalaman memakai BlackBerry mereka tidak akan memakai ponsel lain," kata dia.

Di negara seperti Arab Saudi dan Venezuela, BlackBerry masih bergengsi. Tak terkecuali Indonesia, di mana RIM berencana membuka lebih banyak toko retail untuk mengimbangi permintaan yang sangat besar.

"BlackBerry masih punya brand yang kuat," pungkas Michaluk seperti dikutip detikINET dari The Record, Selasa

Posting Komentar