Tidak lengkap rasanya, kalau berkunjung ke Aceh tanpa mengunjungi Museum Tsunami, apalagi menjelang Visit Aceh 2013. Museum ini dibangun oleh BRR NAD-NIAS setelah perlombaan desain yang dimenangkan M. Ridwan Kamil, dosen ITB dan berhak atas dana 100 juta rupiah. Museum ini sendiri menghabiskan 140 Milyar untuk pembangunannya. Bila diperhatikan dari atas, museum ini merefleksikan gelombang tsunami, tapi kalo dilihat dari samping (bawah) nampak seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas sebagaiescape building.
Begitu masuk di dalam, anda serasa memasuki lorong gelap gelombang tsunami dengan ketinggian 40 meter dengan efek air jatuh. Hati-hati dengan kepala anda, siapkan topi lebar agar rambut dan baju anda tidak basah. Bagi yang takut gelap dan masih phobia dengan tsunami, tidak disarankan untuk masuk dari jalur ini. Setelah melewati tempat ini, puluhanstanding screen menyajikan foto-foto pasca tsunami berupa kerusakan dan kehancuran serta kematian, yang penuh dengan gambar korban dan gambar pertolongan terhadap mereka.
Lorong Gelap Tsunami |
Setelah dari ruangan ini, anda akan memasuki Ruang Penentuan Nasib atau Fighting Room, sering disebut jugaThe Light of God. Ruangan ini berbentuk seperti cerobong semi-gelap dengan tulisan Allah dibagian puncaknya. Hal ini merefleksikan perjuangan para korban tsunami. Dimana, bagi mereka yang menyerah ketika tersekap gelombang tsunami, maka nama mereka terpatri di dinding cerobong sebagai korban. Sebaliknya, bagi mereka yang merasa masih ada harapan, terus berjuang seraya mengharapkan belas kasih dari Yang Maha Menolong. Begitu mereka yakin akan adanya pertolongan Allah, maka mereka seakan seperti mendengar adanya panggilan ilahi dan terus berjuang hingga selamat keluar dari gelombang tersebut.
Alhamdulillah, mereka akhirnya betul-betul bisa keluar dari gelombang maut tersebut setelah berputar-putar melawan arus. Hal ini direfleksikan dengan perjalanan memutar keluar dari cerobong tersebut menuju Jembatan Harapan (Hope Bridge). Ketika mencapai jembatan ini, parasurvivor melihat bendera 52 negara, seakan mereka mengulurkan bantuan untuk mereka. Melalui jembatan ini, seperti melewati air tsunami menuju ke tempat yang lebih tinggi. Di sini anda akan di sambut dengan pemutaran film tsunami selama 15 menit dari gempa terjadi, saat tsunami terjadi hingga saat pertolongan datang.
Jam Mati: bukti konkrit saat detik-detik tsunami |
Seorang turis asing sedang mengabadikan miniatur ombak tsunami |
Desain Tata Ruang Ideal untuk Kawasan Berpotensi Tsunami |
Tempat anak-anak muda bercengkrama, katanya malam purnama disini syahdu sekali (?)
Posting Komentar