Dengan mediasi pemerintahan Mesir, gencatan senjata antara Pejuang Gaza dan Zionis Israel akhirnya disepakati. Pejuang Islam menang, rakyat Gaza menang.

Gencatan senjata ini sekaligus mengunci rapat-rapat mulut besar Perdana Menteri Israel, Bejamin Netanyahu yang sebelumnya telah bersumpah akan meningkatkan eskalasi serangan Militer Israel terhadap Jalur Gaza. Ia menyebut hal itu dengan ‘kebijakan Tel Aviv’.

Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Pertahanan, Ehud Barak. "Masalah (serangan) ini tentunya tidak akan berakhir dan kami yang akan memutuskan bagaimana dan waktu untuk bertindak," ujar Menteri Pertahanan Ehud Barak, seperti dikutip Reuters, Selasa (13/11/2012).

Untuk mendukung ambisi Netanyahu dan Ehud Barak itu, kabinet Israel telah memberikan wewenang kepada militer untuk memobilisasi hingga 75.000 tentara cadangan. Tentara sebanyak itu dipersiapkan jika operasi darat jadi dilakukan.

Pihak militer Israel sendiri sebelumnya melaporkan 16.000 tentara cadangan sudah dipanggil. Dua elit brigade militer juga telah menyelesaikan persiapan untuk memasuki daerah kantung Palestina "jika perlu."

Nyatanya, semua rencana mereka omong kosong. Nol besar. Upaya Netanyahu meraih dukungan dengan menyerang Gaza sebagai upaya memenangkan Pemilu gagal. Di Israel sendiri Natanyahu mendapatkan kritikan yang tajam dari rakyatnya.

Sementara di sisi lain, militer Zionis Israel sesungguhnya sangat ketakutan menghadapi perang lawan pejuang Gaza. Mereka takut jika harus melakukan perang darat. Di internet bahkan beredar secara luas bagaimana mereka berdiri di perbatasan, kepala dan tubuhnya ditutup kain putih seperti surban, sambil memegang sebuah kitab dan berdoa. Gerak-gerik mereka tak dapat dibohongi.

Kantor berita rezim Israel, Walla sebagaimana dikutip Mehr News melaporkan, "Pasukan Israel terlihat sangat ketakutan jika sampai ditugaskan untuk melakukan serangan darat ke Jalur Gaza."

Pada saat yang sama, mereka mengumpulkan tanda tangan menuntut pejabat Tel Aviv untuk memikirkan kembali rencana serangan darat ke Gaza, karena mereka takut menjadi korban. Inilah sejatinya mental tentara Yahudi. Ciut nyali, takut mati.





Sumber: Suara-Islam.com


Posting Komentar