KARIER dan pekerjaan kini menjadi fokus banyak orang saat ini. Para pekerja tengah membidik posisi strategis dan posisi tinggi di perusahaan. Hal itu membuat orangtua turut mendorong anak untuk menduduki karier yang baik sesuai standar umum masa kini.

Sementara, jauh sebelum perkembangan dunia seperti sekarang, Islam sudah lebih dulu mencontohkan soal karier. Nabi Daud adalah seorang gembala, Nuh dan Isa merupakan tukang kayu, Musa adalah gembala, dan Muhammad seorang pedagang. Namun, mereka tidak pernah menjadi budak bagi pekerjaannya sendiri.

Seperti dilansir Soundvision, Selasa (15/11/2016), berikut bimbingan yang harus diberikan kepada anak soal berkarier sesuai ajaran Islam.

Pekerjaan halal dan terhormat

Sayangnya orang memandang pekerjaan terbaik adalah bidang bergengsi dan dibayar dengan nominal tinggi. Tujuannya sebagai bentuk persaingan antar individu. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk bekerja dengan pekerjaan yang terhormat, tak peduli seberapa rendah itu. Pekerjaan juga harus yang mendatangkan pengetahuan. Pekerjaan manajerial di sebuah badan usaha yang mendatangkan bunga atau perbankan itu dilarang.

Pekerjaan yang bermanfaat

Islam memandang pekerjaan harus yang mendatangkan manfaat untuk banyak orang. Wanita bisa bekerja sebagai perawat, psikolog, pertanian, pendidikan, atau di media-media siaran. Sebab, saat ini Islam masih bersaing dengan non-muslim yang menguasai penyiaran.

Bekerja dengan tanpa amal tidak disarankan

Meski banyak orang terdorong untuk menekuni bidang kedokteran, hukum, atau teknik, tetapi tujuan mereka kebanyakan adalah finansial. Ingat, Islam mengajarkan umatnya untuk bertanggung jawab membantu orang lain. Walaupun bayaran tinggi, tetapi tidak ada kontribusi untuk orang banyak, maka haram baginya pekerjaan tersebut.




Posting Komentar