JAKARTA – Usai gempa 6,2 skala Richter (SR) yang mengguncang Malang, Jawa Timur, terjadi gempa susulan. Gempa tersebut berkekuatan 4,3 skala Richter (SR)

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga pukul 23.00 WIB baru terjadi satu kali aktivitas gempabumi susulan dengan kekuatan M=4,3.



“Kepada warga masyarakat pesisir pantai selatan Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Lombok dihimbau agar tetap tenang karena gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami,” katanya Rabu (16/11/2016).

Sebelumnya, Daryono mengatakan, gempa tektonik mengguncang wilayah Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Lombok.

“Hasil analisis pemutakhiran data BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pada pukul 22.10.11 WIB dengan kekuatan M=5,8. Episenter terletak pada koordinat 9,39 LS dan 113,09 BT, tepatnya di cekungan busur muka (fore arc basin) Samudra Hindia pada jarak 165 km arah tenggara Kota Malang pada kedalaman 91 km,” paparnya.

Ia mengatakan, guncangan paling kuat terasa di Malang, Karangkates, Kepanjen, Luamajang, dan Jember dalam skala intensitas II SIG BMKG (IV MMI).

“Menurut laporan, di daerah ini guncangan gempabumi dirasakan cukup kuat hingga warga yang belum tidur terkejut dan mencoba berlarian keluar rumah. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi,” tuturnya.

Daryono menjelaskan, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng. Dalam hal ini, lanjut dia, lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju sekitar 70 mm/tahun mengalami deformasi batuan di zona Benioff pada kedalaman 91 km hingga memicu terjadinya gempabumi.

“Ciri gempabumi berkedalaman menengah semacam ini memiliki spektrum guncangan yang luas, sehingga wajar jika gempabumi ini dirasakan hingga Yogyakarta dan Lombok,” tuturnya.

Posting Komentar