MEROKOK selalu jadi kebiasaan buruk yang kerap dilakukan banyak orang. Kebiasaan merokok tentu dapat mengancam kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

Seiring berkembangnya zaman, kebiasaan merokok tembakau mulai bergeser dengan hadirnya rokok elektrik atau yang sering disebut vape.

Rokok modern ini dilengkapi alat khusus yang dapat menghasilkan uap hasil pemanasan cairan nikotin atau e-liquid, yang kemudian dihisap penggunanya bak rokok tembakau. Lantas apa perbedaan antara vape dan rokok tembakau?

Dikatakan Dr. Drg. Amaliya, MSc. PhD, dosen dari Universitas Padjajaran, Bandung yang juga tergabung dalam penelitian rokok elektrik bersama Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia. Salah satu faktor seseorang menghisap rokok itu karena kandungan nikotin yang cenderung memberi dampak candu.

“Ketika seseorang merokok, dia menghisap nikotin dan efeknya memberi sinyal puas di otak. Karena itu banyak orang sulit berhenti merokok salah satunya karena nikotin,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Meski sama-sama mengandung nikotin, namun rokok tembakau disertai 4000 zat berbahaya lain pada asapnya yang meliputi karbon monoksida, tar, gas oksidan, benzene dan zat lainnya ketika dibakar.

Beda dengan vape yang uapnya didapat dari hasil pemanasan e-liquid. Cairan ini terdiri dari propilen glikol, gliserin, zat perasa, dan ethil vanilin.

Dalam pemeriksaan kualitas udara yang dihasilkan akibat pemanasan vape dan pembakaran rokok tembakau. Ditemukan sedikit dampak negatif pada vape berdasarkan analisis senyawa kimia dan emisi uap.

“Asap dari bakaran rokok tembakau mengakibatkan timbulnya zat berbahaya. Karenanya banyak penelitian menyebut perokok pasif juga bisa terkena dampak kesehatan. Lain dengan vape (rokok elektrik-Red) tidak teramati dampak buruk yang serius,” pungkasnya.   


Posting Komentar