Kucing, salah satu binatang peliharaan kesayangan manusia, rupanya berasal dari kucing liar yang pertama kali dijinakkan dan hidup berdampingan bersama manusia di Timur Tengah sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Kesimpulan di atas merupakan hasil penelitian terbaru sejumlah ilmuwan di Paris, Prancis yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.

Dalam riset itu para peneliti menganalisis DNA dari 209 kucing purba, yang tertua bahkan berusia 9.000 tahun, dari Eropa, Afrika, dan Asia, termasuk dari mumi-mumi kucing yang ditemukan di Mesir.

Mereka juga meneliti 28 kucing liar yang kini masih hidup di Bulgaria dan Afrika bagian timur.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kucing dijinakkan manusia dalam dua masa berbeda, yang berselisih ribuan tahun.

Pertama-tama, kucing mulai dijinakkan dan hidup berdampingan dengan manusia sekitar 10.000 tahun di Hilal Subur atau Fertile Crescent, sebuah lembah subur di antara Sungai Eufrat dan Tigris, di negeri yang kini kita kenal sebagai Irak. Di sana manusia mulai belajar bertani.

Menurut para ilmuwan, hasil-hasil panen yang disimpan manusia di dalam lumbung mulai menarik perhatian hama seperti tikus. Kehadiran tikus otomatis mengundang pemangsa yang lebih besar, yakni kucing.

Kucing-kucing liar ini menghabiskan ribuan tahun menjadi penangkap tikus baik di perkebunan maupun di kapal-kalap laut, sebelum menjadi benar-benar jinak dan terbiasa menjadi teman manusia.

"Menurut saya, kucing memilih manusia sebagai rekan, tetapi hubungan ini sifatnya komensalis," jelas Eva-Maria Geigl dari Institute Jacques Monod di Paris, Prancis, yang memimpin riset tersebut.

Proses penjinakkan kucing gelombang kedua terjadi di dunia Mesir kuno sekitar 3.500 tahun silam. Menurut Geigl pada periode inilah kucing mulai diterima di dalam rumah manusia.

Adapun dalam riset ini para ilmuwan melacak penyebaran marka-marka tertentu pada DNA kucing, yang bisa mengindikasikan seberapa jauh binatang itu telah dibawa manusia berkelana di Bumi.

Selain itu para ilmuwan juga mengamati sebuah variasi genetik yang menyebabkan adanya perbedaan pola bercak pada bulu kucing dewasa ini.

Dari dua faktor itu para ilmuwan bisa mengetahui bahwa setelah dijinakkan di Mesir, kucing kemudian menyebar ke Eropa di masa dominasi Romawi dan bahkan menjangkau hingga ke wilayah para Viking di Eropa bagian utara.

Kini kucing sebagai binatang piaraan bisa ditemukan di seluruh daratan di dunia, kecuali di Antartika.






Posting Komentar